Pearl S. Buck, Perempuan Pirang yang Lebih Cina dari Cina

pearl s. buck

Karena tahun baru Cina atau imlek identik dengan jeruk, rasanya cukup terwakili memulai hari di tahun yang disebut juga tahun Kuda Kayu ini dengan secangkir jus kulit jeruk. Secara kebetulan jatuhnya hari Jumat, sembari menikmati jus kulit jeruk; kuping disiapkan untuk menyimak obrolan #PerempuanKeumala di CherryBlack Radio. Bukan kebetulan bila yang dibahas adalah Dance of Mind. Lalu korelasinya dimana?

Dari ulasan tentang si mind eh pikiran; jika diibaratkan dengan seperangkat komputer maka pikiran adalah perangkat lunak yang menunjang sistem kerja otak. Informasi yang pertama kali masuk ke dalam otak akan ditangkap sebagai informasi yang paling benar. Jadi … ketika melihat kulit jeruk dan yang terpikirkan pertama kali adalah kata PAHIT, maka rasa itulah yang dikirimkan otak ke ujung lidah .. PAHIIIIIT.

Tahun baru Cina dan pahitnya kulit jeruk menerbangkan pikiran yang menari-nari membayangkan sosok perempuan pirang yang sangat mencintai Cina, Pearl S. Buck.

pearl s. buck
Pearl S. Buck (gambar dari SINI)

Pearl Comfort Sydenstricker dilahirkan dalam keluarga misionaris di Hillsboro, Virginia Barat pada 26 Juni 1892. Kala usianya masih 3 (tiga) bulan, ayahnya Absalom Sydenstricker memboyong Pearl ke Cina untuk meneruskan panggilannya menjadi pekabar Injil. Di saat sang ayah berkeliling kampung memberitakan Kabar Baik, ibunya Caroline Stulting mengumpulkan anak-anak petani di sekitar Chin-kiang kampung  tempat mereka tinggal, melatih mereka bernyanyi dan membentuk paduan suara anak.

Keluarga misionaris ini sempat keluar dari Cina pada awal 1900 ketika terjadi pemberontakan kelompok I Ho Ch’uan atau yang dikenal dengan gerakan anti asing dan barat; Boxer Rebellion. Namun kecintaannya pada Cina, membuat mereka mengambil keputusan untuk kembali melanjutkan tugas mulia yang telah dirintis.

Pearl menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Chin-kiang, mengenyam pendidikan di Shanghai sebelum dikirim oleh ibunya melanjutkan pendidikan ke sekolah khusus putri Randolph-Macon di Lynchburg, Virginia. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Pearl kembali ke Chin-kiang untuk merawat ibunya yang sakit-sakitan. Tahun 1917, Pearl menikah dengan John Lossing Buck seorang penyuluh pertanian di wilayah pertanian miskin Cina, Nanhsuchou.

Pearl dan Lossing kemudian pindah ke Nanking dan menjadi dosen di Universitas Nanking. Kehidupan rumah tangga mereka mulai kurang harmonis, Pearl bertahan demi Carol putrinya yang lahir pada 4 Maret 1920. Meski terlihat sehat, Carol mengidap sindrom fenilketonuria penyakit metabolisme bawaan yang menyebabkan Carol mengalami keterbelakangan mental yang parah. Kondisi ini membuat Lossing menyalahkan Pearl tidak becus sebagai seorang ibu dan meragukan Carol adalah keturunannya.

Untuk melupakan sejenak pahitnya kehidupan yang dijalaninya, Pearl menuangkan apa yang ada di pikirannya lewat tulisan. Baginya, menulis membantu dirinya untuk tetap waras. Bukannya mendukung, Lossing sering melecehkan kegiatan Pearl dengan mengatakan, “… Pearl ingin menulis novel untuk melepaskan diri dari hidupnya. Tapi, siapa yang ingin membaca cerita-ceritanya? Orang Cina tidak perlu perempuan pirang menuturkan kisah mereka, sementara orang Barat tidak tertarik pada Cina. Apa yang membuat Pearl mengira dia punya peluang sukses?

Atau yang menyakitkan adalah,”… dia ingin menjadi novelis, tetapi dia tak punya pendidikan akademis dan bahan untuk itu. Dia gagal sebagai ibu, dia pasti gagal jika mencoba menjadi penulis.”

Pearl of China
Pearl of China, kisah Pearl S. Buck

Pearl S. Buck yang meraih masternya di bidang sastra Inggris dari Cornel University merupakan satu-satunya manusia berambut pirang yang mampu menuliskan realitas Cina dengan manusiawi sekaligus akurat. Pengalaman hidupnya bergaul dan berada dekat dengan para petani miskin di Nanhsuchou, memberinya banyak inspirasi untuk dituliskan dalam bukunya. Salah satu bukunya, The Good Earth yang diterbitkan pada 1931 meledak di pasaran dan dilarang di Cina karena dianggap sebagai bagian dari konspirasi Amerika untuk menyerang Cina. Buku-buku Pearl yang lain oleh Madam Mao pun dianggap telah menghina petani Cina dan merusak reputasi Partai Komunis di seluruh dunia.

The Good Earth meraih penghargaan Pulitzer pada 1932 dan membawa Pearl meraih Nobel di bidang Sastra pada 1938. Dirinya tercatat sebagai perempuan Amerika pertama yang memenangkan penghargaan tersebut. Pada 1935, Pearl bercerai dengan Lossing dan menikah dengan Richard Walsh, editor dan publisernya.

Yang kukenal selain orang tua dan adikku adalah bangsa kalian. Aku khawatir suatu hari ayahku akan memutuskan untuk kembali ke Amerika. Aku tak bisa membayangkan akan pergi meninggalkan Cina – itulah yang dituliskan oleh Pearl kepada sahabatnya Willow Yee dalam Pearl of China karya Anchee Min.

Bersama suaminya, Pearl mendirikan Welcome House untuk membantu menemukan rumah bagi anak-anak yang terlahir dari prajurit Amerika yang bertugas di Asia. Mereka juga mendirikan Pearl S. Buck Foundation yang membantu pengurusan hak asuh anak-anak keturunan Asia-Amerika. Lewat tulisan dan tindakannya, Pearl telah menginspirasi bangsanya serta banyak orang di dunia untuk mengubah cara pandang terhadap ketidakadilan sosial, masalah ras dan gender.

Namun setelah semua yang dilakukannya, Pearl pun dilarang untuk memasuki [kembali] negeri tempat dirinya menghabiskan separuh dari hidupnya, tanah air yang sangat dicintainya, Negeri Tirai Bambu, Cina. Ketika Presiden Nixon mengadakan kunjungan kenegaraan ke Cina dan mengajak Pearl S. Buck untuk menyertai perjalanannya, pemerintah Mao tak memberikan ijin masuk.

Apa kabar jus kulit jeruknya? Kulit jeruk dengan kandungan senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan memang mengeluarkan rasa pahit. Tapi si pahit itu hanya berasa sebentar karena setelah berpadu dengan enzim di dalam mulut, perlahan rasa manisnya keluar. Perjalanan hidup manusia pun sama dengan jus kulit jeruk, ada kalanya akan menemui rasa pahit. Ketika rasa pahit menghampiri, jangan langsung antipati dan ingin buru-buru membuangnya.

Pearl S. Buck
Makam Pearl Sydenstricker dengan namanya dalam bahasa Mandarin (gambar dari SINI)

Satu catatan yang dipetik dari biografi Pearl S. Buck tertulis … Pearl menapaki pahit getirnya perjalanan hidupnya dalam kemiskinan dan mengakhirinya sebagai seorang milioner.

the mind is everything, what you think you become – [Buddha]

Pearl meninggal karena kanker paru-paru di usianya yang ke-81 pada 6 Maret 1973 di Danby, Vermont. Sesuai amanatnya, dirinya dimakamkan di pekarangan rumahnya di Green Hills Farm yang disulapnya menjadi mini Chin-kiang. Pada makamnya terpatri namanya dalam bahasa Mandarin, Sai Zhen Zhu. That’s life.

Ingin tahu tentang Pearl S. Buck dari sudut pandang seorang perempuan Cina yang pernah dicuci otak untuk membenci Pearl karena tulisan-tulisannya? Next posting ya, saleum [Admin_PK].

3 thoughts on “Pearl S. Buck, Perempuan Pirang yang Lebih Cina dari Cina

  1. Dia adalah salah satu pengarang kesukaanku. Novelnya yang berjudul Tahun Baru yang tentang veteran tentara amerika di korea yang maju jadi calon gubernur nrgara bagian AS, menjadi awal aku menyukai Korea 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s