Satu Minggu pagi saya menghadiri ibadah di satu gereja kecil di sudut kota Rembang, Jawa Tengah. Gereja itu sangat sederhana, hanya diisi dengan dua lajur bangku untuk umat, masing-masing terdiri dari enam deret bangku panjang yang dapat diduduki hingga lima orang berpostur sedang. Yang hadir di ibadah pagi itu sebagian besar adalah perempuan. Dari bangku di pojok belakang saya dapat menghitung jumlah umat yang hadir hanya 25 orang termasuk balita yang dibawa oleh ibu mereka.
Ibadah pagi itu dilayani oleh seorang anak muda, pendeta dari Surabaya; saya lupa namanya siapa? Dia menyampaikan pelajaran tentang kasih dengan bahasa sederhana yang gampang diserap kaum awam namun sangat dalam. Anak muda yang mengaku baru dua tahun ditahbiskan menjadi pendeta itu mengakhiri khotbahnya dengan mengutip satu pesan inspiratif Bunda Theresa tentang mencintai dengan kasih.
Jika engkau mengasihi sampai merasakan sakit, maka tidak akan ada rasa sakit lagi, hanya ada kasih yang tersisa – [Mother Theresa]
Di hari Minggu yang sama, saat melangkahkan kaki menyusuri ruangan di satu vihara tua di Tiongkok Kecil, Lasem;saya menemukan sebuah potret usang yang tergantung di salah satu dindingnya yang lusuh. Potret berbingkai tanpa keterangan namun apa yang tergambar di sana sudah cukup berbicara tentang kerukunan. Rasanya bukan secara kebetulan bila di atas pintu vihara itu terpampang tulisan “Karunia Dharma”.

Hanya oleh karuniaNYA kita masih ada pada hari ini, oleh karena kasihNYA kita masih bisa bernapas tanpa perlu memikirkan berapa biaya oksigen yang harus kita investasikan sepanjang sisa hidup kita? Tuhan kasih kita hidup secara gratis di dunia ini. Apa pernah menerima tagihan biaya napas datang ke rumah? Atau dikejar-kejar bank karena jatuh tempo pembayaran tagihan kartu kredit atas pembelian oksigen sudah lewat?
KASIH itu lemah lembut
KASIH tidak memegahkan diri
KASIH itu suci
KASIH itu rela berkorban
KASIH itu memaafkan dan mengampuni
KASIH tidak menyimpan dendam
Cinta sejati diuji oleh beragam proses dan lewat setiap proses yang terjadi seijinNYA kita belajar tentang kesabaran, penguasaan diri, pengorbanan, kesetiaan, ketulusan, memaafkan, mengampuni hingga terjadi pemulihan (tubuh,jiwa,roh). Selamat hari Kenaikan Tuhan YESUS
Jangan takut terluka! mari mengasihi dengan tulus, mencintai hingga terluka. Batu karang menjadi kuat, karena sering menahan hempasan gelombang, saleum [Admin_PK].
Itulah gambaran kasih sejati..yg sangat sulit ditemui di zaman kini..
betul sekali pak guru